Bidadari
Pertamaku

Aku mengeliat, lalu terbangun, menatap jam beker-ku yang terletak disamping keranjang tidurku. Ternyata sudah jam 04:30, kusibakan selimutku sembari mengucek kedua mata ini yg masih ingin terlelap dalam kehangatan dan kelembutan selimut dan bantal. Memudian kunyalakan tempat tidurku ,sambil menguap bagaikan cerobong kereta asap yang terbuka lebar, perlahan tapi pasti aku tata dan ku lipat selimut juga bantal yang berserakan. "Nah,, kalo begini kan rapi" batiku, aku sudah tak mengantuk lagi. Aku keluar dari kamarku, ku pakai sepasang sandal jepit untuk menju kamar mandi mengambil pancuran air dari gentong untuk wudhu dan menjalankan ibadah seperti biasa. Sehabis shalat ibuku menyuruhku untuk membangunkan adiku yang masih tertidur pulas untuk sarapan. Pelan-pelan ku bangunkan adiku," Ma Yama bangun sudah pagi cepat cuci muka lalu sarapan" kataku sembari mengoyangkan tubuhnya. Tak lama kemudian dia terbangun. "Yow neh" jawaban yang simpel tapi agak tidak sreng bagi kebanyakan orang jawa, tapi tak apalah mungkin dia lagi sebel karena kubangunkan saat dia belum puas tertidur.