Rabu, 06 September 2017

Bersepeda ke Simpang Lima Gumul (KEDIRI LAGI)

Sepedaan Ke Simpang Lima Gumul

Setelah tiga hari tinggal di dorm terus udah muterin kampung Inggris, kali ini aku berhasrat sekali buat ke Gumul / Simpang Lima. Namun ada beberapa masalah salah satunya yaitu kesananya :( "14 KM" men, aku lihat di Google Maps jaraknya beuhhhh 1 jaman pake motor. Dan kalian tau, sewa motor disini mahall bangettt. 3 jam aja 25 ribu rupiahhh. Beda jauh sama dijogja yang bisa 1 harian penuh tuh duit buat nyewa (punya mamak). Siang – Malampun aku meriang ngimpi basah bisa sampai ke gumul terus foto foto, aku ajakin si Febri (anak Papua temenku) buat kesaana tapi dia-nya ngak mau, jauh katanya. Aku masih pantang menyerah, tiap hari aku bujukin dia biar mau, aku selalu tanyaain dia kapan aja. Pas lagi makan, pas lagi sepedaan, pas abis shalat, sama pas mau tidur juga wkwkwkw.. ccooo cuiitt lah. “Brow Besok ke Gumul ya”.




Once Upon, tiba waktu aku sama dia bangun subuh, dan tepat banget waktu itu lagi ngelangut –nglangutnya soalnya dia gak ada les hari ini dan aku juga gak ada kegiataan. Alhasil aku ajaikin dia buat sepedaan muter muter ke taman. Kali itu aku yang jadi penunjuk arah jalan, jadi dia ngikutin aku aja wkwkwkw. Dari jalan raya brawijaya itu aku belok kiri, terus belok kanan, belok kanan.. ahh lupa aku, pokoknya kalo ngak salah alun alun pare ke barat. Terus lurusss aja kayaknya hingga sampai. Di tengah perjalanan dia terus nanyain kalo mau kemana, aku Cuma bilang kita jalan jalan aja :D bentar lagi sampai kok. Hampir 13 belasan menit lebih kita jalan dia nanyain terus kalo mau kemana, alhasil aku bilang kalo pokonya kita ke gumul.














Sudah hampir setengah jaman kita bersepedaan, kaki kakiku mulai teol gak kuat rasanya tapi kami terus jalan, pantang menyerahh hahah. Masalahnya nanggung kalo balik pulang, kadang kami berhenti bentar liat google maps terus jalan lagi. Tidak terlalu ngoyo, cepat , stabil dan pasti dalam mengayuh sepeda. Pemanangan dan sejuknya angin membuat tekat kami semakin mantap. Rasanya itu lama kelaman gak terlalu capek, enjoy sepedaan. Jalannya juga gak terlalu ramai hanya kadang kendaraan besar seperti truk, bis dan travel yang berlalu lalang. Sakitnya cuma pas di bell teelllooleettt aduuuhh sakit telinga. Andai dia merasakan apa yang ku rasakan ohh. Hingga akhirnya harpan itu terlihat dan boom




 Boom we did it kita sampai di Gumul dari habis subuh hingga sekitar jam 8an. Seluruh raga yang tadi rasnya pegel, lesu, lunglaw.. behh hilang semua. rasanya gak percaya tapi belive in us, it was real. Sampai disana hal pertama yang dilakukan, tak lain take selfie hahah upload upload. Habis itu kita coba mendekat ke Gumulnya. Kita binggung gimana cara masuknya muter muter saja, di lingkaran sekililing gumul. Hingga akhirnya kita menepi ke depan gumul dan bahhh kena semprit penjaganya. Kita disuruh keluar wkwkwkw


Ternyata eh ternyata ada jalan tersendiri untuk masuk ke gumul, aku kira kita tinggal parkir aja terus loncat pager, eh perkiraanku salah besar. So then, aku parkirin sepedaku untuk masuk ke gumul. FYI masuk ke gumul itu gratis, hanya bayar parkir saja sekitar Rp 2000 – Rp 5000. Sitemnya hampir mirip kayak Monas, kita masuk underpass untuk buat ke tengah (gumul).



Paris van java, itulah yang aku liat saat itu. Manteppp banget, setelah bersusah susah sepedaan, kesel, penat,panas akhirnyaa blurr hilang seketika saat melihat karya masterpiece khas Kediri ini. So then yang pertama dilakukan adalah selfie, cekrek cekrek hahah. Semua sudut kita puterin dari logo Kediri Lagi, sisi kanan, kiri, tengah gumul semua full. Sedikit sok tau, insting sastraku muncul aku liat setiap ukiran yang ada di dinding sepertinya mereka bercerita tentang kehidupan masyarakat dahalu, seperti ketika dikebun, pasar, sawah, kerajaan dsb (cuma sok tau). Setelah puas berjalan jalan, perut kami berasa keroncongan akhirnya kita cari makanan.



Kami berjalan menuju utara Gumul, hingga akhirnya kita menemukan alun alun. Disana terdapat kios kios dan lesehan yang menjual beberapa makanan dan jajanan. Kami pun berhenti pada sebuah lesehan untuk memenuhi perut kami. Setelah makan, kami melanjutkan perjalanan lagi mengitari alun alun.  Malang, ditengah perjalan perutku terasa boker, binggung mau kemana. Rasa rasanya udah mau keluar (di ujung tanduk). Lihat kanan kiri tidak ada kamar mandi satupun. Planning dadakan kala itu cuma satu, masuk ke tebu tebu terus boker. Namun tuhan berkhendak lain, dia tak ingin hambanya seperti binatang. Aku menemukan kamar mandi yeahh, :D


Disana seperti bekas terminal kecil yang tak digunakan lagi. Ragu kayaknya kalo mau masuk ke kamar mandi, soalnya letaknya di pojok. Kayak Angker. Tapi apa daya, daripada emas ini keluar dadakan. Dengan berani aku masukin kamar mandi itu. Pace udah dari awal ngak mau nemenin aku ke kamar mandi. Ya udahh. Dannn jlebb plongg kluarr semua.. Lanjutt.


Habis bokerr kita lanjuttin perjalan lagi. Setelah mengitari alun alun, kita tanpa tersadar menemukan Taman Hijau SLG wauuww :P. taman ini sangat terawat, ada beberapa penyiraman air otomatis untuk tanaman. Di sisi sisinya juga terdapat aliran sungai yang memiliki ikan peliharaan seperti mas dan koi. Banyak keluarga yang berkumpul untuk makan makan, ada juga cabe cabean yang pacaran wkwkwk. Kita juga bisa melihat gumul dari sisi atas tangga.

Selesai dari taman kita kemudian berencana untuk pulang. Sebenarnya masih ada beberapa tempat yang belum dikunjungi seperti waterboom yang terletak disebelah taman. Namun waktu telah menujukan pukul 11:00 siang, dan kami takut pulang kesorean. Terpaksa kami nekat bersepeda menerjang panas terik matahari menuju rumah :D.  cerita yang pulang "menyedihkan". :( mls nyeritain.




Share:

Related Posts:

0 komentar:

Posting Komentar