Pemilihan Duta Bahasa Provinsi DIY
Wah
sudah lama sekali aku tidak menulis di blog ini. Terakhir kalau tidak salah,
satu tahun yang ketika pergi ke kampung inggris. Toh tidak apa apa, lagipula
tidak ada yang membaca juga. Heheh hiskk L.
Oh iya kali ini aku akan berbagi
pengalaman tentang pemilihan Duta Bahasa. Wkwkw iya memang benar, beberapa
waktu yang lalu aku memang menjadi finalis Duta Bahasa, entah kesambet apa
waktu itu, hingga akhirnya mendaftar.
Sebelumnya ini sekilas tentang Duta
Bahasa, (seinget aku yah). Duta Bahasa merupakan sebuah acara yang diadakan
oleh Balai Bahasa dibawah naungan KEMENDIKBUD. Acara itu digunakan untuk
mencari Duta yang bertugas menjadi reintepretasi balai bahasa dalam
menyampaikan visi dan misinya kepada masyarakat. Lomba ini diadakan disetiap
provinsi di indonesia untuk kemudian dipilih satu pasang guna ditandingkan ke nasional.
Aku mendapatkan informasi tentang pemilihan Duta
Bahasa melalui media sosial WA. Banyak teman teman yang membagikan kiriman
tentang pemilihan Duta Bahasa di beberapa grup, (walaupun hanya dua orang dari
kampusku yang mendaftar).
(POSTER)
Sebenarnya aku tidak pernah berfikir
untuk mendaftar lomba seperti ini. Aku sudah sadar diri bahwa wajahku pas
pasan, cenderung lucu, berpawakan tinggi tirus. Hampir setiap orang yang pernah
bertemu denganku memanggilku dengan Dodit Mulyanto, benar seorang comedian yang
popular melaui audisi SUCI di kompas TV. Mereka juga menyamakan suaraku dengan
nada berbicara mas Dodit. Kental dengan aksen medok khas pedalaman suku Jawa,
padahal aku juga tidak pernah membuat buat diriku mirip sepertinya.
Rasa kurang pede ku ini perlahan merambat ke seluruh tubuhku, menusuk nusuk jantungku
yang telah meronta-ronta ingin kebebasan. Aku memang suka dengan hal baru, dan
lomba semacam ini (pemilihan duta) belum pernah aku ikuti seumur hidupku. Di
satu sisi terasa berat untuk memulai hal baru, namun disisi lain aku juga tak
ingin membatasi diriku dengan asusmsi buruk dan rasa malu. Akhirnya akupun
mendaftar. :D
Entah mengapa sebelum mendaftar, melalui
WA, aku melontarkan pertanyaan mungkin diluar dugaan kontestan lain kepada
narahubung yang tercantum di poster.
“Assalammualaikum.wr.wb, Saya David dari
UIN ingin bertanya tentang penjurian untuk lomba Duta Bahasa besok dimana ya?”
“ Waalaikumsalam.wr.wb, untuk penjurian
berada dikantor Balai Bahasa Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta lantai 3” baru
beberapa jam kemudian dibalas
“ Terimakasih Pak” balasku
Beberapa saat kemudian aku kembali
mengetik, kebetulan saat itu beliau juga terhubung dalam jaringan (online)
“ Pak saya tidak tampan. Doakan agar
bisa lolos ya pak. Heheh”
Beberapa waktu berselang, tanda centang
dua dialam kolom kirimanku berubah menjadi biru. Itu berarti bahwa kirimanku
telah dibaca. Dua menit kemudian nampak tulisan sedang mengetik bagian atas kolom chat. Lama sekali beliau mengetik, aku kira beliau akan membalas
dengan menyuruhku untuk menyerah, mentertawakanku, atau sekedar membiarkan saja
tanpa membalas. Namun diluar dugaanku beliau memberikan sebuah kenyataan yang
mampu menggugah semangatku, membuatku memiliki gairah dalam mengikuti lomba
ini.
“ DUTA BAHASA TIDAK MENGUTAMAKAN
PENAMPILAN…
DUTA BAHASA MENGUTAMAKAN WAWASAN DAN
KECERDASAN..”
Itulah jawaban yang merontokan segala
keraguanku bahwa aku tidak setampan model model di perlombaan ala ala Duta, itu
juga yang menggugurkan fakta bahwa duta harus suka berdandan dan pintar memilih
baju (aku benar benar tak menyukai itu). Namun aku juga kemudian aku sadar
ketika audisi memang aku tidak cerdas
dan memiliki wawasan yang luas. Wkwkwkw
Bersambung.....
Keyword : Finalis Duta Bahasa, Tips Memenangkan Duta Bahasa, Duta Bahasa DIY - Jateng, 10 besar, 15 Besar, 30 Besar, Duta Pendidikan, Duta Genre, Bahasa Indonesia, Bahasa Asing, Bahasa Jawa, Bahasa Arab, Prancis, Inggris.
0 komentar:
Posting Komentar