![]() |
Video Lomba Pidato |
Salam sejahtera bagi kita semua. yang terhormat kepala BKKBN Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terhormat para Dewan Juri, dan yang cinta dan banggakan para peserta lomba Pidato Kependudukan tahun 2017
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kepada tuhan YME karena dalam himpitan problematika yang ada ini, kita masih diberikan kesempatan untuk ikut mengihtiarkan solusi yang tepat guna mengatasi, masalah kependudukan dan menyongsong bonus demografi di tahun 2045 yang akan mendatang.
Pada kesempatan kali ini, saya akan membawakan pidato yang bertajuk “ Pemuda Berakhlak Emas, Sukseskan Bonus Demografi Indonesia”.
Sebelumnya siapa yang tak menyukai bonus? Semua orang suka bonus, tapi bonus disini bukan barang atau uang, melainkan orang. Bonus demografi adalah bonus dimana penduduk usia produktif atau berusia antara 16 s/d 64 tahun yang dianggap mampu bekerja lebih banyak daripada usia non produktif yaitu usia dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas.
Bonus demografi ini akan datang pada 2 dekade kedepan, yang nantinya akan bisa menjadi potensi bagi bangsa kita. Namun tak bisa dipungkiri bonus demografi ini juga bisa menjadi boomerang malapetaka bagi kita. Jadi antara manfat dan mudharat tergantung cara kita memanfaatkanya. Salah satu caranya adalah membuat mereka yang termasuk kategori pemuda tadi, terdidik dan berakhlak. Jika tidak dilakukan, justru ini akan menjadi bom waktu yang suatu waktu meledak. Bapak Anies Baswedan sering mengatakan mengatakan petahun, masuk SD 5,6 juta orang, lulus SMA 2,3 juta orang yang hilang di jalan 3,3 juta orang per angakatan. Penah masuk SD tapi tidak sampai lulus SMA, inilah yang disebut Young,Stupid, Uneducated. Time Bom.
Untuk membuat SDM yang baik atau pemuda yang terdidik, diperlukan pula pendidikan yang baik. Percuma saja jika nantinya pemuda bangsa atau generasi bangsa ini hanya menjadi kuli (pekerja kasar) yang kerja mengandalkan otot, bukan seorang initiator/konseptor yang menggunakan akal untuk membangun perubahan yang besar bagi bangsa kita. Pemeritah hari ini justru malah tersibukan dengan UN, Kurikulum, UASBN yang belum tentu terjamah oleh mereka. Perbaikan struktur bangunan sekolah atau standarisasi ujian akhir nasional bukanlah hal pokok yang diperlukan oleh mereka. Akan tetapi peningkatan kualitas guru dan penjamahan pendidikan untuk segala sektor adalah hal yang mutlak yang harus didapatkan.
Walaupun demikian, permasalahan belumlah selesai. Pecuma saja jika diumur ke 100 tahun bangsa kita nanti, kita mendapatkan pemuda yang cerdas tapi tak berakhlak. Mudah terjerumus barang barang haram, tergerus budaya asing, hilang kepedulian sosial, korupsi. Dsb. Lantas bagaimana kita bisa membahas langkah-langkah praktis, memajukan bangsa jika pemudanya seperti itu. Oleh karena itu pembentukan akhlak yang baik perlu dilakukan melalui penaman nilai-nilai luhur bangsa, lingkungan yang sehat dan peran serta orang tua. Maka terbentuklah pemuda yang cerdas dan berakhlak mulia.
Maka dari itu melalui solusi solusi ditadi, bukan tidak mungkin di tahun 2045 nanti, indonesia bisa memanfaatkan fenomena bonus demografi, guna menjadi negara yang adidaya dan berkahlak mulia. Oleh karena itu marilah kita bersama sama menyongsong bonus demografi dengan mengomptimalkan kuantias pemuda indonesia.
Ada frasa klasik dari soekarno “berikan aku 10 pemuda niscaya akan aku guncangkan dunia”
Akhir-kata sekian dari saya, salam pemuda emas indonesia!
wassalamualaikum.wr.wb
Min, ada email atau Sosmed WA? Mau tanya2
BalasHapusBisa cek aja di Instagram @davidcempe
Hapus